Hati-hati terlewat jika kalian mencari coffee shop unik satu ini dengan aplikasi map, karena beberapa kali kami melewatinya saat mata melotot ke layar ponsel untuk mengikuti petunjuk peta, bahkan dengan berjalan kaki. Coffee shop ini menempati sebuah rumah tradisional khas Kyoto-“Machiya”, di belakang sebuah tempat parkir mobil berbayar, kebetulan saat itu ada sebuah mobil van yang parkir tepat di depannya, sehingga tentu saja kami beberapa kali melewatinya! Letaknya hanya satu blok, dipisahkan oleh Rokkaku Dori dengan Piece Hostel Sanjo .
Weekenders Coffee Tominokoji menyambut kami dengan harmoni sempurna tradisi dan kemajuan, sebuah taman Zen kecil lengkap dengan pancuran air, pohon bambu dan beberapa tanaman eksotik, termasuk yang seolah tumbuh merambat liar di teritis teras rumah bagaikan bertamu di kediaman seorang Samurai. Ruang tamu yang kecil diubah menjadi area barista dengan sebuah mesin La Marzocco Linea PB dua grup dan seperangkat peralatan seduh manual terpasang di sana. Sebuah bangku kayu menempel di tembok halaman rumah, sementara pagar batu halaman rumah atau buk (jawa) berfungsi juga sebagai tempat duduk, serta satu gazebo kayu/ bambu sederhana menempel di tembok di area parkir berbayar tersebut. Ya, tidak ada tempat duduk di dalam, namun justru itulah kekuatan coffee shop ini seperti visi dari sang founder Masahiro Kaneko: mengajak para pengunjung dapat menikmati kopi third wave dengan seluruh sensasi indra dalam atmosfer spiritual khas Kota Kyoto – melestarikan tradisi Kissaten Jepang.
Berlokasi di kawasan Sanjo, salah satu distrik turis di kota Kyoto, dengan lorong-lorong dipenuhi oleh banyak ryokan (penginapan tradisional Jepang), hotel dan hostel, restoran, cafe, butik dan rental sepeda – kawasan ini mengingatkan kami pada kawasan turis di Yogyakarta, seperti Prawirotaman atau lorong-lorong Jalan Pajeksan dan Sosrowijayan di Malioboro. Kawasan Sanjo ini diapit oleh tempat-tempat bersejarah dan religius Kyoto seperti Nijo Castle di barat, Kyoto Imperial Palace dan kawasan Gion – Higashimaya yang hanya dipisahkan oleh sungai Kamo yang indah. Sangat menyenangkan mengitari kawasan ini dengan sepeda kayuh yang dapat dengan mudah disewa di Kyoto.
Didirikan oleh Masahiro Kaneko dan istrinya pada Tahun 2005, sebagai sebuah roastery dan brew bar, Kaneko San sempat berkontemplasi untuk merenungkan kopi seperti apa yang sebenarnya ingin dinikmati, mengingat saat itu profile sangrai yang lazim di Kyoto adalah dark roast. Dengan Proses yang panjang, akhirmya Kaneko San mendapatkan profil sangrai yang lebih light dengan menonjolkan sweetness dari masing-masing biji kopi yang disangrainya. Seperti ice cappuccino dan Jappanesse iced coffee yang pagi itu kami nikmati- sangat seimbang dan manis! Filosofi dari sang founder adalah waktu selalu berjalan, hari ini tidak akan dapat diulang lagi, oleh karena itu para barista Weekenders akan selalu menyeduh dengan sepenuh hati, karena momen minum kopi pengunjungnya seperti halnya empat musim yamg telah berganti tidak akan pernah sama. (BNA)
Attractive section of content. I just stumbled upon your blog and in accession capital to assert that I acquire actually enjoyed account your blog posts. Anyway I will be subscribing to your feeds and even I achievement you access consistently rapidly.