Katering Kopi Kita

Untuk menyemarakkan dan menghangatkan acara para sahabat, kami melayani pesanan maupun katering kopi kita. Adapun acara yang biasa kami layani antara lain: pesta pernikahan, perpisahan kantor, arisan, reuni, buka puasa bersama dan rapat/ meeting kantor.

  1. Pesanan: kami akan mengirim dalam bentuk kemasan plastik cup siap saji ke alamat pemesan, dengan jumlah minimum pemesanan sebanyak 20 Cup;
  2. Katering Kopi: Barista KITA akan datang membawa mesin espresso single grup, grinder, boiler berserta perlengkapan lainnya ke alamat acara, dengan jumlah pemesanan minimum (minimum charge) sebanyak 200 Cup.
  3. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut dapat mengubungi KITA di 082134134163 atau email kopikitakiosk@gmail.com

Selamat Menunaikan Ibadah Ramadan

Kami tutup selama Ramadan, saatnya KITA semua menyambut bulan mulia ini dan menunaikan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh.

Kami tetap melayani pesanan dan katering kopi untuk acara berbuka puasa bersama atau acara lainnya. Kontak kami di 082134234163, dan semarakkan silaturahmi sahabat dengan kehadiran KITA.

Kios Kopi Kita kembali buka di Gedung B lantai 16 Kantor Pusat Ditjen Pajak pada hari Senin, 10 Juli 2019.

Workshop Dasar Teksturing Susu

Teksturing susu adalah langkah selanjutnya menuju produk hot white, espresso based seperti piccolo, macchiato, cappuccino dan latte. Teksuring sendiri sebenarnya dimulai dari proses stretching/ aeration yang memasukkan unsur O2 kedalam susu sehingga volume susu bertambah dan kemudian dilanjutkan dengan teksturing atau emulsifying, yaitu bagaimana menciptakan tekstur susu yang kenyal dan lentur dengan ketebalan foam sesuai produk yang diinginkan. Keseluruhan proses itu biasa juga disebut proses steaming atau frothing milk.

Workshop ini akan menekankan dasar-dasar praktek teksturing susu, dengan tujuan peserta bisa menciptakan tekstur susu yang baik untuk diblend dengan espresso.

Gratis untuk pegawai DJP, namun dengan tempat yang sangat terbatas mengingat pentingnya praktek dan latihan untuk mencapai skill yang dibutuhkan.

Acara ini terselenggara berkat dukungan PT AUSTASIA FOOD INDONESIA, Produsen susu segar Greenfields.

Pendaftaran:

https://forms.gle/RNAn4pWALKz3y89fA

Waktu/ Tempat:

Sabtu, 6 April 2019

Kios Kopi Kita DJP

Gedung B Lantai 16 Kantor Pusat Ditjen Pajak

Jl. Jenderal Gatot Subroto kav 40-42 Jakarta 12190

 

 

 

Walden Woods, Nikmat Kopi dan Hanami

hanami, coffee, walden
walden woods kyoto

Bersepeda menelusuri lorong-lorong kecil Kota Kyoto di awal musim semi, seketika pandangan mata tertarik pada sebuah bangunan serba putih, tepat di depan taman sebuah kawasan residensial Shimogyo Ward yang sederna, resik dan unik. Itulah ternyata The White Walden Woods Kyoto, sebuah Coffee Shop Third Wave dengan arsitektur dan konsep modern minimalis- purist yang menempati bangunan khas Kota Kyoto.  Mudah dicapai dengan bersepeda tak jauh ke arah utara dari Stasiun Kyoto, menyusuri Sungai Kamo yang indah memisahkan Shimogyo Ward dengan Higashiyama Ward di sebelah Timur sungai. 

Sang konseptor Yuji Nishimura menyebut sebagai white Walden Woods, karena tak hanya design interior nya yang serba putih minimalis, sebagaian besar perlengkapan menyeduh pun serba putih. Dengan konsep terbuka, pengunjung segera disambut mesin Slayer Putih 3 Grup, dan Grinder Mahlkonig EK43 warna putih  yang memberikan kesan bersih dan minimalis. Di belakang meja bar yang luas, terdapat sebuah mesin Roasting Probat yang tidak hanya sekadar pajangan, namun digunakan untuk menyangrai oleh Walden Woods sebagai sebuah roastery.

Meskipun lapang dan luas untuk ukuran sebuah coffee shop di Jepang,  lantai pertama nampaknya hanya digunakan sebagai service area saja, dan lantai 2 yang didesain mirip teater kecil digunakan sebagai tempat pengunjung menikmati kopi yang dipesannya. Namun jangan khawatir jika sahabat ingin menikmati kopi sambil melihat Barista bekerja, tersedia beberapa bangku di depan meja bar, atau kalian dapat duduk duduk di Taman lingkungan yang terletak persis di seberang Coffee Shop. Kebetulan saat itu, sebuah Pohon Cherry yang cukup besar sudah mulai berbunga lebat. Jadi apabila ingin menikmati kopi enak sekaligus menikmati Hanami di Jepang, Walden Woods Kyoto adalah pilihan yang sangat tepat.

Informasi: https://eng.walden-woods.com/lp02/

Instagram: waldenwoodskyoto

https://www.google.com/maps/place/Walden+Woods+Kyoto/@34.9921809,135.760595,17z/data=!4m5!3m4!1s0x600108bb1d97aaab:0xf34fa8baf809718d!8m2!3d34.9933456!4d135.7631592Peta: https://www.google.com/maps/place/Walden+Woods+Kyoto/@34.9921809,135.760595,17z/data=!4m5!3m4!1s0x600108bb1d97aaab:0xf34fa8baf809718d!8m2!3d34.9933456!4d135.7631592

Cerita Pak Pos dan Gerobucks Kopi Labuan Bajo

Gerobucks Kopi, Kantor Pos Komodo Labuan Bajo

Mengunjungi Tanah Flores, memang benar bak mengunjungi tanah air kopi. Sepanjang perjalanan dari Kota Ruteng Ibukota Kabupaten Manggarai yang sejuk di dataran tinggi menuju kota  pelabuhan Labuan Bajo, terhampar di sepanjang jalan tanaman kopi yang sedang berbunga, bagaikan mahkota mahkota putih di antara rimbunnya hijau dedaunan kopi. Tiba di hiruk pikuknya Kota Labuan Bajo yang meski berdebu sedang menggeliat, sesaat mata saya tertuju pada halaman Kantor Pos Indonesia Labuan Bajo yang cukup luas dan terang di Jalan Sukarno Hatta. Sebuah gerobak kayu dikerumuni oleh para penikmat kopi baik orang lokal maupun wisatawan asing.

Segera setelah meletakkan barang-barang di penginapan tak jauh dari situ, segera saya melangkahkan kaki menuju Kantor Pos Labuan Bajo. Beruntung bagi saya, masih terdapat sebuah bangku kosong di depan meja “bar” meja favorit saya untuk bisa mengamati ritual para barista menyeduh kopi sekaligus bisa untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka. Di sebelah saya sebelumnya telah duduk sepasang wisatawan muda asal Kuala Lumpur Malaysia yang memesan espresso yang diseduh dengan rockpresso, “wow really a hand-crafted coffee” demikian komentar mereka yang segera saya timpali “every cup of coffee actually is handicraft” yang rupanya disangkal oleh mereka dengan “except s#b#cks” yang segera saya iyakan. Betapa sebuah kehangatan gerobak kopi membuat orang cepat akrab disana. Di depan saya terpasang dengan rapih beberapa perlengkapan menyeduh; grinder elektrik latina, rockpresso, beberapa decanter dan dripper V60 serta beberapa toples Suji berisikan beans Arabika Wae Rebo, Robusta Wae Rebo, Arabika Flores Bajawa Honey Process dan Aceh Gayo Wine.

Saya memilih beans Arabika Wae Rebo Flores yang saya minta dibuatkan Eskopang – Japanese Iced Coffee dengan metode V60 oleh Mas Wawan, pemilik sekaligus nampaknya Head Barista Gerobucks Kopi. Sabar ya mas, sapanya dengan ramah karena nampak antrean pesanan orang-orang yang tiba sebelum saya. Santai aja mas, yang penting nyeduhnya jangan buru-buru ya biar enak nanti kopi nya, jawab saya. Iya, bagi saya menikmati kopi di slow bar seperti ini tidak sekedar menghirup kopi nya saja, namun juga menikmati segala ritual dan suasana atmosfer yang terbangun di satu coffee shop.

Tak terasa, eskopang pesanan saya pun siap. Silahkan mas, nanti tolong dikomen bagaimana rasanya. Segelas Jappanesse Ice Coffee dengan rasa unik kopi organik Arabika Wae Rebo pun tersaji penuh kompleksitas rasa dan aroma di depan saya, tak kalah dengan seduhan toko kopi toko kopi spesialty terkini ibukota. 

 Mas Wawan, Head Barista, Pemilik Gerobucks Kopi 

Sambil menyeduh kami mulai bertukar cerita. Mas Wawan rupanya benar pemilik sekaligus head barista di sana. Berasal dari Pulau Lombok, rupanya beliau sudah bertahun-tahun menjelajahi Flores dan Nusa Tenggara Timur sebagai Pegawai PT Pos Indonesia. Bahkan sebelum bertugas di Labuan Bajo, Mas Wawan pernah ditugaskan di Atambua, kota perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste. Perjalanannya sebagai Karyawan PT Pos Indonesia terakhir membawanya bertugas di Labuan Bajo dua tahun terakhir ini. Mulanya mempelajari kopi secara otodidak dari berbagai sumber online dan mempraktekannya baik untuk diri sendiri maupun kawan sejawatnya di kantor. Biaya hidup yang makin tinggi di kota tujuan wisata seperti Labuan Bajo membawanya mencurahkan kesulitan ke pimpinannya. Beruntung sang pimpinan adalah seorang pecinta kopi juga dan sekaligus mensupport hingga kelahiran Gerobucks Kopi di halaman kantor PT Pos Indonesia Labuan Bajo kurang dari dua Bulan yang lalu (sekitar Juli 2018). 

Demikianlah cerita Gerobucks Kopi dan Mas Wawan, dari kehangatan secangkir kopi yang siap menginspirasi siapapun pecintanya.

Gerobucks Kopi Labuan Bajo

Jl. Sukarno Hatta Labuan Bajo

Halaman Kantor Pos Labuan Bajo

Flores-Indonesia

Sekali Lagi: Nylon Coffee Roaster Singapura

 

Nylon Coffee Roaster, meskipun sudah untuk yang kesekian kali saya mengunjunginya, kadang masih teringat waktu saya pertama kali mencari lokasi nya dengan bantuan Google Maps. Terletak di kompleks Apartemen- lebih tepatnya Rumah Susun Everton Park, pertama kali mencarinya agak agak sulit karena bayangan penampilan dan lokasinya sangat berbeda jauh dari ekspektasi dan persepsi saya akan nama besar Nylon Coffee Roaster. Ya, kalian dapat membayangkan sebuah Rumah Susun Sederhana untuk warga kelas menengah ke bawah Singapura yang mayoritas penghuni yang nampak adalah para “Senior Citizen”, di sanalah Nylon terletak, di lantai paling bawahnya, berdampingan dengan kios laundry, di depan sebuah taman kecil tempat warga mencari angin.

Untuk mencapainya sebetulnya mudah, salah satunya dengan menumpang kereta MRT dan turun di Stasiun Outram Park dan segera mencari exit G. setelah keluar segera nampak di seberang Jalan Cantonment Road terletak Rusun Everton Park yang terdiri dari beberapa menara rusun, sebagai patokan adalah kalian akan melihat kantor polisi Cantonment Road dan jika posisi Nylon terlewati, kalian akan melihat gedung Maritime Complex. Menyelinap di sela sela petak area komersial di lantai dasar, tanpa penanda yang signifikan. Di balik pintu kaca, tampak area meja bar yang termasuk berukuran kecil dibanding dengan toko kopi pada umumnya. Mesin Espresso La Marzocco Linea PB custom dengan warna putih dan aksen kayu Oak segera menarik perhatian. Di situ jugalah terletak slow bar tempat membuat seduhan manual dengan perangkat Kalita Wave.

Uniknya, didalam hampir hampir tidak tersedia tempat duduk, selain dua bangku di samping depan meja bar menghadap dinding. Agak menyamping tersedia Meja komunal besar ala skandinavia: agak tinggi disetel untuk posisi menikmati kopi dengan berdiri – tanpa kursi atau bangku sama sekali. Di belakang meja komunal inilah terletak ruangan bersekat kaca: Mayllard Project dimana sebuah mesin roasting Probathttps://www.probat.com/splash/ berkapasitas besar, dugaan saya paling tidak kapasitas 10 kilogram terletak.

Dapat dibayangkan,di tempat sekecil ini, mungkin seukuran dua kios di lantai dasar Rusun Kalibata City, sanggup memuat Medsin Espresso dua Grup, boiler Marco kapasitas 10 liter, dua grinder espresso Mahlkonig Peak, satu Grinder manual brew EK 43, seating area dan Mesin Roasting Probat kapasitas paling tidak 10 kg. Jika di dalam sedang penuh sesak dengan pengunjung, biasanya saya lebih suka duduk di selasar depan, di atas peti bekas atau bangku panjang yang disediakan, menghadap taman. Di selasar itu juga terdapat paliong tidak dua pot Pohon Kopi kemungkinan besar Robusta yang sengaja ditanam oleh Nylon.

Seperti biasa, saya memesan Japanese Ice Coffee dengan beans Ethiopia yang sangat ringan dan manis. Meskipun sangat ramai, setiap cup kopi rasanya disiapkan dengan cermat, karena beberapa kali saya mencoba baik espresso maupun menu espresso based lainnya pun rasanya selalu seimbang, atau bisa dikatakan perfect cup of coffee. Untuk menu dan makanan, rasanya Nylon adalah salah satu toko kopi dengan aliran “purist”, alias tidak menyediakan menu selain kopi- apalagi makanan, rasanya sama sekali tidak tersedia. Jadi jangan khawatir jika di sini akan tercampur dengan bahan-bahan non halal, baik minuman maupun makanan nya.

Nylon Coffee Roaster

https://www.nyloncoffee.sg/location/