Cerita Pak Pos dan Gerobucks Kopi Labuan Bajo

Gerobucks Kopi, Kantor Pos Komodo Labuan Bajo

Mengunjungi Tanah Flores, memang benar bak mengunjungi tanah air kopi. Sepanjang perjalanan dari Kota Ruteng Ibukota Kabupaten Manggarai yang sejuk di dataran tinggi menuju kota  pelabuhan Labuan Bajo, terhampar di sepanjang jalan tanaman kopi yang sedang berbunga, bagaikan mahkota mahkota putih di antara rimbunnya hijau dedaunan kopi. Tiba di hiruk pikuknya Kota Labuan Bajo yang meski berdebu sedang menggeliat, sesaat mata saya tertuju pada halaman Kantor Pos Indonesia Labuan Bajo yang cukup luas dan terang di Jalan Sukarno Hatta. Sebuah gerobak kayu dikerumuni oleh para penikmat kopi baik orang lokal maupun wisatawan asing.

Segera setelah meletakkan barang-barang di penginapan tak jauh dari situ, segera saya melangkahkan kaki menuju Kantor Pos Labuan Bajo. Beruntung bagi saya, masih terdapat sebuah bangku kosong di depan meja “bar” meja favorit saya untuk bisa mengamati ritual para barista menyeduh kopi sekaligus bisa untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka. Di sebelah saya sebelumnya telah duduk sepasang wisatawan muda asal Kuala Lumpur Malaysia yang memesan espresso yang diseduh dengan rockpresso, “wow really a hand-crafted coffee” demikian komentar mereka yang segera saya timpali “every cup of coffee actually is handicraft” yang rupanya disangkal oleh mereka dengan “except s#b#cks” yang segera saya iyakan. Betapa sebuah kehangatan gerobak kopi membuat orang cepat akrab disana. Di depan saya terpasang dengan rapih beberapa perlengkapan menyeduh; grinder elektrik latina, rockpresso, beberapa decanter dan dripper V60 serta beberapa toples Suji berisikan beans Arabika Wae Rebo, Robusta Wae Rebo, Arabika Flores Bajawa Honey Process dan Aceh Gayo Wine.

Saya memilih beans Arabika Wae Rebo Flores yang saya minta dibuatkan Eskopang – Japanese Iced Coffee dengan metode V60 oleh Mas Wawan, pemilik sekaligus nampaknya Head Barista Gerobucks Kopi. Sabar ya mas, sapanya dengan ramah karena nampak antrean pesanan orang-orang yang tiba sebelum saya. Santai aja mas, yang penting nyeduhnya jangan buru-buru ya biar enak nanti kopi nya, jawab saya. Iya, bagi saya menikmati kopi di slow bar seperti ini tidak sekedar menghirup kopi nya saja, namun juga menikmati segala ritual dan suasana atmosfer yang terbangun di satu coffee shop.

Tak terasa, eskopang pesanan saya pun siap. Silahkan mas, nanti tolong dikomen bagaimana rasanya. Segelas Jappanesse Ice Coffee dengan rasa unik kopi organik Arabika Wae Rebo pun tersaji penuh kompleksitas rasa dan aroma di depan saya, tak kalah dengan seduhan toko kopi toko kopi spesialty terkini ibukota. 

 Mas Wawan, Head Barista, Pemilik Gerobucks Kopi 

Sambil menyeduh kami mulai bertukar cerita. Mas Wawan rupanya benar pemilik sekaligus head barista di sana. Berasal dari Pulau Lombok, rupanya beliau sudah bertahun-tahun menjelajahi Flores dan Nusa Tenggara Timur sebagai Pegawai PT Pos Indonesia. Bahkan sebelum bertugas di Labuan Bajo, Mas Wawan pernah ditugaskan di Atambua, kota perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste. Perjalanannya sebagai Karyawan PT Pos Indonesia terakhir membawanya bertugas di Labuan Bajo dua tahun terakhir ini. Mulanya mempelajari kopi secara otodidak dari berbagai sumber online dan mempraktekannya baik untuk diri sendiri maupun kawan sejawatnya di kantor. Biaya hidup yang makin tinggi di kota tujuan wisata seperti Labuan Bajo membawanya mencurahkan kesulitan ke pimpinannya. Beruntung sang pimpinan adalah seorang pecinta kopi juga dan sekaligus mensupport hingga kelahiran Gerobucks Kopi di halaman kantor PT Pos Indonesia Labuan Bajo kurang dari dua Bulan yang lalu (sekitar Juli 2018). 

Demikianlah cerita Gerobucks Kopi dan Mas Wawan, dari kehangatan secangkir kopi yang siap menginspirasi siapapun pecintanya.

Gerobucks Kopi Labuan Bajo

Jl. Sukarno Hatta Labuan Bajo

Halaman Kantor Pos Labuan Bajo

Flores-Indonesia